Ditemukan Target Baru Malware Penambangan Crypto Menggabungkan Kemampuan Menyembunyikan dan Meningkatkan Kemampuan Dirinya Pada Sistem Linux

Bintang Harapan - Perusahaan cybersecurity multinasional Jepang Trend Micro telah mendeteksi ketegangan baru malware crypto-mining yang menargetkan PC menjalankan Linux, menurut laporan yang dipublikasikan 8 November.

Ketegangan baru dilaporkan mampu menyembunyikan proses berbahaya penambangan cryptocurrency tanpa izin melalui pengguna CPU dengan menerapkan komponen rootkit. Malware itu sendiri, dideteksi oleh Trend Micro sebagai Coinminer.Linux.KORKERDS.AB, juga dilaporkan mampu memperbarui dirinya.

Menurut laporan itu, kombinasi dari kemampuan menyembunyikan dan peningkatan diri memberikan keuntungan besar bagi malware. Meskipun rootkit gagal menyembunyikan peningkatan penggunaan CPU dan keberadaan malware crypto-mining yang berjalan, tetapi juga ditingkatkan oleh pembaruan, yang dapat sepenuhnya menggunakan kembali kode atau alat yang ada dengan mengedit beberapa “baris kode”, catatan laporan.

Ketegangan malware crypto-mining yang baru menginfeksi PC Linux melalui plugin pihak ketiga atau yang dikompromikan. Setelah dipasang, plugin dilaporkan mendapat hak admin, dengan malware yang dapat dijalankan dengan hak istimewa yang diberikan ke aplikasi. Dalam hal ini, Trend Micro menyebutkan kasus lain dari malware crypto penargetan Linux yang menggunakan titik masuk yang sama, dan berlangsung pada bulan September tahun ini.

Berdasarkan statistik server web, perkiraan pangsa pasar Linux pada komputer pribadi berjumlah sekitar 1,8 persen pada tahun 2016. Bagian sistem Microsoft Windows pada tahun 2016 adalah sekitar 89,7, sementara Mac OS melayani sekitar 8,5 persen pengguna.

Baru-baru ini, Cointelegraph melaporkan bahwa sekelompok peretas Korea Selatan akan menghadapi persidangan atas kasus cryptojacking yang diduga menginfeksi lebih dari 6.000 komputer dengan malware jahat penambang kripto.

Pada bulan September, sebuah laporan mengungkapkan bahwa kode bocor yang menargetkan sistem Microsoft, yang diduga dicuri peretas dari Badan Keamanan Nasional AS (National Security Agency(NSA), memicu peningkatan lima kali lipat dalam infeksi malware penambangan cryptocurrency.

Visitors: